Olehkarena itu, gaya bahasa seorang pengarang beraliran humanis akan berbeda dengan pengarang yang menganut aliran romantis. Nurgiyantoro (2005:276) menyatakan gaya bahasa ditandai oleh ciri-ciri formal kebahasaan seperti pilihan kata, struktur kalimat, bentuk-bentuk bahasa figuratif, penggunaan kohesi dan lain-lain.
qgfhz. Salinan kalimat, paragraf, atau pendapat dari seorang pengarang atau ucapan orang terkenal karena keahliannya, baik yang terdapat dalam buku, jurnal, media cetak maupun elektronik. Definisi di atas merupakan definisi... Jawabanparagraf 1 Penjelasangagasan pokok maupun elektronik media cetak seorang pengarang baik yang terdapat dalam buku,jurnal,media cetaksemoga membantu
LKCB LNI^COV HVT LL]^ LNLBLO HI LNIENCVKI ]OCOBI KX]NIJNTXOI, V_TX-V_TX, J_ DBV HI OHOGL Hosusui Gcnb5 Lub`ll`h Nijj` V`putr`4==884==00 Hgsni ]nij`lpu 5 hr. Iuruc`ioijsob L.]h]TGJTL VX^HO ]NIHOHOKI DBV HI VVXT OIHGINVOAK^CXV KNJ^T^I & OCL^ ]NIHOHOKI^IOQNTVOXV XTOHOIIXO]CNLDIJ4=4= DD O]NIHB^C^I.C`t`r Dnc`k`ij ]ocob`i k`t` `t`u hokso hojui`k`i pnij`r`ij uituk lnlocob k`t` y`ij tnp`tuituk lnifopt`k`i l`ki` tnrtnitu h`c`l k`ry` s`str`. Hnij`i hokso otuc`b pnij`r`ij h`p`t lniyusui k`t` hnlo k`t` h`c`l tucos`iiy`. Hokso euj` hojui`k`iuituk lniy`lp`ok`i su`tu j`j`s`i h`ro pnij`r`ij. ^ijk`p`i k`t` y`ij hotucosb`rusc`b hop`b`lo gcnb pnld`f` hnij`i tnp`t. ^ituk otuc`b, sngr`ij pniucos b`rus dos` lnlocob hokso y`ij tnp`t uituk tucos`iiy`. Vnc`oi otu pocob`i k`t` lnrup`k`is`tu uisur y`ij s`ij`t pnitoij, d`ok h`c`l huio` k`r`ij lnij`r`ij l`upui h`c`lhuio` tutur snto`p b`ro. H`s`r pnijjui``i d`b`s` h`c`l k`ry` s`str` duk`i b`iy` snknh`r p`b`l,tnt`po y`ij cndob pnitoij `h`c`b kndnrh`y``i pocob`i k`t` y`ij h`p`t lnijusok h`ilnioijj`ck`i kns`i tnrb`h`p snisotovot`s pnld`f`. Vnto`p k`t` y`ij hopocob gcnb pnij`r`ij h`p`t ho`sgso`sok`i kn h`c`l dnrd`j`o pnijnrto`i. Los`ciy` k`t` `yu, d`jus, `pok, ncgk, lnlocoko hnigt`so `t`u `rto y`ij s`l`, tnt`po kns`i k`t`-k`t` oioho`r`bk`i p`h` snisotovot`s y`ij dnrdnh`. Vnto`p k`t` h`i k`col`t y`ij hopocob p`h`ululiy` hoc`kuk`i `t`s kns`h`r`i uituk lniolduck`i nank knoih`b` d`b`s` euj` hojui`k`i gcnb pnij`r`ij uituk lnlpnroih`b tucos`iiy`.]nij`r`ij dnrus`b` uituk lni`ld`bk`i sndu`b j`y` d`b`s` ho h`c`liy`.]nijjui``i j`y` d`b`s` `t`u d`b`s` ko`s h`c`l k`ry` s`str` hol`ksuhk`i uituk lnlpnrgcnb nank nstntos `t`u knoih`b`i snboijj` pnld`f` `k`i cndob tnrt`rok.]nijjui``i d`b`s` ko`s hoc`kuk`i snd`j`o su`tu f`r` uituk lniolduck`i nank tnrtnitu, snboijj` pninrol` pns`i cndob tnrt`rok. ]`h` h`s`riy` h`c`l k`ry` s`str`, j`y` d`b`s` lnlnj`ij pnr`i`i d`b`s` h`i pniucos`i lnrup`k`i s`c`b s`tu uisur y`ij lni`rok h`c`l sndu`b d`f``i. K`rni` otu, pnij`r`ij lnlocoko j`y` y`ij dnrdnh`-dnh` h`c`llniu`ijk`i snto`p ohn tucos`iiy`. Vnto`p tucos`i y`ij hob`sock`i i`itoiy`lnlpuiy`o j`y` y`ij hopnij`rubo gcnb pniucosiy`, snboijj` h`p`t hok`t`k`i,w`t`k sngr`ij pniucos s`ij`t lnlpnij`rubo sndu`b k`ry` y`ij hob`sock`iiy`. 0 L`s`c`b Tulus`i l`s`c`b h`c`l pnldu`t`i l`k`c`b oio y`otu50.p`k`b pnijnrto`i, sy`r`t-sy`r`t kntnp`t`i, h`i enios-enios pocob`i k`t`74.p`k`b pnijnrto`i, sy`r`t-sy`r`t, h`i enios-enios j`y` d`b`s`76.p`k`b pnijnrto`i h`i dnituk-dnituk ohogl7 ]niucos`i L`k`c`b Xueu`i h`c`l pniucos`i l`k`c`b oio y`otu, 0.^ituk lnienc`sk`i pnijnrto`i, sy`r`t-sy`r`t kntnp`t`i, sy`r`t-sy`r`t knsnsu`o`i, h`i enios-enios pocob`i k`t`.4.^ituk lnienc`sk`i pnijnrto`i, sy`r`t-sy`r`t, h`i enios-enios j`y` d`b`s`.6.^ituk lnienc`sk`i pnijnrto`i h`i dnituk-dnituk ohogl. ]niucos`i L`k`c`b h`pui l`ia``t h`ro pniucos`i l`k`c`b oio `h`c`b55 0. ^ituk lni`ld`b oclu pnijnt`bu`i tnit`ij d`j`ol`i` t`t` f`r` h`c`l pniyusui`i/pnldu`t`i sndu`b l`k`c`b y`ij d`ok h`i dni`r. 4. Vnd`j`o lghuc pnldnc`e`r`i d`jo l`b`sosw`/o `j`r dos` lnl`b`lo h`i lnienc`sk`i lnijni`o pocob`i k`t`. 4
Tanggapan terhadap isi buku fiksi dilakukan dengan mengomentari unsur-unsur dari buku fiksi tersebut. Adapun unsur-unsur buku fiksi yang dapat dikomentari antara lain sampul buku, rincian subbab buku, tokoh dan penokohan, tema cerita, bahasa yang digunakan, penyajian alur cerita, dan nilai-nilai yang terkandung dalam cerita. Dalam menyajikan tanggapan terhadap isi buku fiksi dapat dilakukan dengan mengajukan beberapa pertanyaan-pertanyaan terhadap unsur-unsur buku tersebut dan jawaban dari pertanyaan tersebut dapat dibangun menjadi komentar terhadap isi buku. Adapun contoh pertanyaannya seperti Bagaimana judul dan tema dikembangkan?Apakah ada keunikan dalam pengembangan judul dan tema? Bagaimana pengarah mengembangkan latar cerita? Bagaimana pengarang mengembangkan tokoh dan watak tokoh? Bagaimana pilihan kata yang digunakan pengarang? Apakah kalimat-kalimat yang digunakan pengarang memiliki keunikan dan kekuataan dalam membangun cerita? Dengan demikian, tanggapan terhadap isi buku fiksi dilakukan dengan mengomentari unsur-unsur dari buku fiksi tersebut.
– Bahasa terdiri atas beberapa tataran gramatikal antara lain kata, frase, klausa, dan kalimat. Kata merupakan tataran terendah & kalimat merupakan tataran tertinggi. Ketika Anda menulis, kata merupakan kunci utama dalam upaya membentuk tulisan. Oleh karena itu, sejumlah kata dalam Bahasa Indonesia harus dipahami dengan baik, agar ide dan pesan seseorang dapat mudah dimengerti. Dengan demikian, kata-kata yang digunakan untuk berkomunikasi harus dipahami dalam konteks alinea dan wacana. Kata sebagai unsur bahasa, tidak dapat dipergunakan dengan sewenang-wenang. Akan tetapi, kata-kata tersebut harus digunakan dengan mengikuti kaidah-kaidah yang benar. Menulis merupakan kegiatan yang mampu menghasilkan ide-ide dalam bentuk tulisan secara terus-menerus & teratur produktif serta mampu mengungkapkan gambaran, maksud, gagasan, perasaan ekspresif. Oleh karena itu, ketrampilan menulis / mengarang membutuhkan grafologi, struktur bahasa, & kosa kata. Salah satu unsur penting dalam mengarang adalah penguasaan kosa kata. Kosa kata merupakan bagian dari diksi. Ketepatan diksi dalam suatu karangan merupakan hal yang tidak dapat diabaikan karena ketidaktepatan penggunaan diksi pasti akan menimbulkan ketidakjelasan makna. Diksi dapat diartikan sebagai pilihan kata pengarang untuk menggambarkan “cerita” mereka. Diksi bukan hanya berarti pilih-memilih kata. Istilah ini bukan saja digunakan untuk menyatakan gagasan / menceritakan suatu peristiwa tetapi juga meliputi persoalan gaya bahasa, ungkapan-ungkapan. Diksi bisa diartikan sebagai pilihan kata pengarang untuk menggambarkan sebuah cerita. Diksi bukan hanya berarti pilih memilih kata melainkan digunakan untuk menyatakan gagasan atau menceritakan peristiwa tetapi juga meliputi persoalan gaya bahasa, ungkapan-ungkapan dan sebagainya. Agar dapat menghasilkan cerita yang menarik melalui pilihan kata maka diksi yang baik harus memenuhi syarat, seperti Ketepatan dalam pemilihan kata dalam menyampaikan suatu gagasan. Seorang pengarang harus mempunyai kemampuan untuk membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna sesuai dengan gagasan yang ingin disampaikan dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai dengan situasi dan nilai rasa bagi pembacanya. Menguasai berbagai macam kosakata dan mampu memanfaatkan kata-kata tersebut menjadi sebuah kalimat yang jelas, efektif dan mudah dimengerti. Contoh Paragraf Hari ini Aku pergi ke pantai bersama dengan teman-temanku. Udara disana sangat sejuk. Kami bermain bola air sampai tak terasa hari sudah sore. Kamipun pulang tak lama kemudian. Liburan kali ini Aku dan teman-teman berencana untuk pergi ke pantai. Kami sangat senang ketika hari itu tiba. Begitu sampai disana kami sudah disambut oleh semilir angin yang tak henti-hentinya bertiup. Ombak yang berkejar-kejaran juga seolah tak mau kalah untuk menyambut kedatangan kami. Kami menghabiskan waktu sepanjang hari disana, kami pulang dengan hati senang. Kedua paragraf diatas punya makna yang sama. Tapi dalam pemilihan diksi pada contoh paragraph kedua menjadi enak dibaca, tidak membosankan bagi pembacanya. Sedangkan Menurut Enre, diksi merupakan pilihan kata yang tepat dan selaras dalam mewakili perasaan yang nyata dalam pola sebuah kalimat. Ciri-Ciri Diksi Setelah mengetahui syarat diksi, tentu kita juga harus mengetahui ciri-ciri diksi tersebut, dibawah ini merupakan ciri-ciri diksi, antara lain Tepat dalam pemilihan kata untuk dapat mengungkapkan gagasan atau juga hal-hal yang diamanatkan Dapat digunakan untuk dapat membedakan secara tepat nuansa makna serta bentuk yang sesuai dengan gagasan serta juga situasi serta nilai rasa pembaca. Menggunakan pembendaharaan kata yang dipunyai masyarakat bahasanya serta dapat menggerakan dan juga memberdayakan kekayaan itu menjadi jaring kata yang jelas. Syarat Diksi Ada dua persyaratan yang harus dipenuhi dalam memilih kata-kata, yaitu persyaratan ketetapan dan kesesuaian. Tepat, artinya kata-kata yang dipilih itu dapat mengungkapkan dengan tepat apa yang ingin diungkapkan. Di samping itu, ungkapan itu juga harus dipahami pembaca dengan tepat, artinya tafsiran pembaca sama dengan apa yang dimaksud dengan penulis. Untuk memenuhi persyaratan ketetapan dan kesesuaian dalam pemilihan kata, perlu diperhatikan a kaidah kelompok kata/ frase, b kaidah makna kata, Pilihan kata sesuai dengan kaidah kelompok kata /frase Pilihan kata/ diksi yang sesuai dengan kaidah kelompok kata/frase, seharusnya pilihan kata/diksi yang tepat,seksama, lazim,dan benar. 1 Tepat Contohnya Makna kata lihat dengan kata pandang biasanya bersinonim, tetapi kelompok kata pandangan mata tidak dapat digantikan dengan lihatan mata. 2 Seksama Contohnya Kata besar, agung, akbar, raya, dan tinggi termasuk kata-kata yang bersinonim. Kita biasanya mengatakan hari raya serta hari besar, tetapi kita tidak pernah mengatakan hari agung, hari akbar ataupun hari tinggi. Begitu pula dengan kata jaksa agung tidak dapat digantikan dengan jaksa besar ataupun jaksa raya, atau pun jaksa tinggi karena kata tersebut tidak seksama. 3 Lazim Lazim adalah kata itu sudah menjadi milik bahasa Indonesia. Kata yang tidak lazim dalam bahasa Indonesia apabila dipergunakan sangatlah akan membingungkan pengertian saja. Contohnya, Kata makan dan santap bersinonim. Akan tetapi tidak dapat mengatakan Anjing bersantap sebagai sinonim anjing makan. Kemudian kata santapan rohani tidak dapat pula digantikan dengan makanan rohani. Kedua kata ini mungkin tepat pengelompokannya, tetapi tidak seksama serta tidak lazim dari sudut makna dan pemakain-nya. Pilihan kata sesuai dengan kaidah makna kata. Jenis makna Berdasarkan sifatnya, makna dibedakan atas dua macam Makna Denotasi adalah makna kata yang sesuai dengan hasil observasi panca indra dan tidak menimbulkan penafsiran lain. Makna denotasi disebut juga sebagai makna sebenarnya. Contoh Kepala organ tubuh yang letaknya paling atas Besi logam yang sangat keras Makna konotasi adalah makna kata yang tidak sesuai dengan hasil observasi pancaindra dan menimbulkan penafsiran lain. Makna konotasi disebut juga sebagai makna kias atau makna kontekstual. Contoh Ibu kota pusat pemerintahan Ibu jari jari yang paling besar atau jempol Jamban kamar kecil Perubahan makna Berdasarkan cakupan maknanya, perubahan makna dibedakan atas Meluas, cakupan makna sekarang lebih luas daripada sebelumnya. Misalnya Kata Dulu Sekarang Berlayar Mengarungi laut dengan memakai kapal layar Mengarungi lautan dengan alat apa saja Putera-puteri Dipakai untuk sebutan anak-anak raja Sebutan untuk semua anak laki-laki dan perempuan Menyempit, cakupan makna sekarang lebih sempit daripada makna dahulu Kata Dulu Sekarang Sarjana Sebutan untuk semua orang cendekiawan Gelar untuk orang yang sudah lulus dari perguruan tinggi Madrasah Sekolah Sekolah yang mempelajari ilmu agama Islam Berdasarkan nilai rasanya, perubahan makna dibedakan atas Ameliorasi adalah perubahan makna ke tingkat yang lebih tinggi. Artinya baru dirasakan lebih baik dari arti sebelumnya. Contoh Kata wanita dirasakan lebih baik nilainya daripada perempuan Kata istri atau nyonya dirasakan lebih baik daripada kata bini. Pergeseran makna Pergeseran makna dibedakan atas dua macam Asosiasi Adalah pergeseran makna yang terjadi karena adanya persamaan sifat. Contoh – Tasya menyikat giginya sampai bersih – Pencuri itu menyikat habis barang-barang berhatga dirumah itu Sinestesia Adalah perubahan makna akibat adanya pertukaran tanggapan antara dua indra yang berbeda. Contoh – Sayur itu rasanya pedas sekali – Kata-katanya sangat pedas didengar. Relasi makna Homonim Adalah dua buah kata yang mempunyai persamaan tulisan dan pengucapan. – Bisa berarti 1. Dapat, sanggup 2. Racun – Buku berarti 1. Kitab 2. Antara ruas dengan ruas Homograf Adalah dua buah kata atau lebih yang mempunyai persamaan tulisan tetapi berlainan pengucapan dan arti. Contoh – Teras inti dengan teras halaman rumah – Sedan isak dengan sedan sejenis mobil – Tahu paham dengan tahu sejenis makanan Homofon Adalah dua buah kata atau lebih yang mempunyai persamaan pengucapan tetapi berlainan tulisan dan arti. Contoh – Bang dengan bank – Masa dengan massa Sinonim adalah dua buah kata yang berbeda tulisan dan pengucapanya tetapi mempunyai arti yang sama. Contoh – Pintar dengan pandai – Bunga dengan kembang Kesinoniman kata tidaklah mutlak, hanya ada kesamaan atau kemiripan. Oleh sebab itu, di dalam sebuah karang mengarang sebaiknya dipergunakan sinomin kata supaya ada variasinya dan ada pergantiannya yang membuat lukisan di dalam karangan itu menjadi hidup. Sinonim dapat terjadi disebabkan oleh hal-hal berikut ini Pengaruh bahasa daerah Contoh Kata harimau yang diberi sinonim dengan macan . Kata auditorium bersinonim dengan kata pendopo. Kata rindu bersinonim dengan kata kangen Perbedaan dialek regional Contoh Handuk bersinonim tuala , selop bersinonim seliper Pengaruh bahasa asing Contoh kolosal bersinonim besar , aula bersinonim ruangan , realita bersinonim kenyataan. Perbedaan dialek sosial Contoh suami bersinonim laki , istri bersinonim bini , mati bersinonim wafat. Perbedaan ragam bahasa Contoh membuat bersinonim menggubah, assisten bersinonim pembantu, tengah bersinonim madya. Perbedaan dialek temporal Contoh membuat bersinonim menggubah, assisten bersinonim pembantu, tengah bersinonim madya. Antonim Adalah kata-kata yang berlawanan artinya. Contoh – Tua – muda – Besar – kecil – Luas – sempit Fungsi Diksi Diksi dalam pembuatan karya sastra memiliki beberapa fungsi sebagai berikut Membuat orang yang membaca atau pun mendengar karya sastra menjadi lebih faham mengenai apa yang ingin disampaikan oleh pengarang. Membuat komunikasi menjadi lebih efektif. Melambangkan ekspresi yang ada dalam gagasan secara verbal “tertulis atau pun terucap”. Membentuk ekspresi atau pun gagasan yang tepat sehingga dapat menyenangkan pendengar atau pun pembacanya. Kreativitas dalam memilih kata merupakan kunci utama pengarang dalam menulis gagasan atau ungkapan. Penguasaan dalam pengolahan kata juga merupakan kunci utama dalam menghasilkan tulisan yang indah, dapat dibaca serta ide yang ingin disampaikan penulis dapat dipahami dengan baik. Kata yang tepat akan membantu seseorang mengungkapkan dengan tepat apa yang ingin disampaikannya baik secara lisan maupun dengan tulisan. Pemilihan kata juga harus sesuai dengan situasi kondisi dan tempat penggunaan kata–kata itu. Pembentukan kata atau istilah adalah kata yang mengungkapkan makna konsep, proses, keadaan atau sifat yang khas dalam bidang tertentu. Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa diksi mempunyai persamaan yaitu sama-sama penulis ingin menyampaikan sesuatu di hasil karya tulisannya dengan maksud agar pembaca dapat memahami maksud dan tujuan penulis. DAFTAR PUSTAKA Moeliono, Anton, 1991. Santun bahasa, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Sugono, Dendy, 2003. Buku Praktis Bahasa Indonesia, Pusat Bahasa,Jakarta. Amran, Tasai. 2010 Cermat Berbahasa Indonesia. Jakarta CV Akademika Pressindo. Adi, Tri. 2007 Inilah Bahasa Indonesia Jurnalistik, CV Andi Offset, Yogyakarta. Rahaedi, Kunjana. 2003. Bahasa Indonesia perguruan tinggi. Erlangga. Jakarta Demikianlah pembahasan mengenai “Diksi Pilihan Kata Pengertian & Fungsi – Macam – Contoh semoga dengan adanya ulasan tersebut dapat menambah wawasan dan pengetahuan anda semua, terima kasih banyak atas kunjungannya. Baca Juga Penjelasan Cerita Ulang Beserta Ciri, Jenis Dan Strukturnya “Kata Seru Interjeksi Pengertian & Jenis – Fungsi – Contoh Pengertian Kata Serapan, Sifat Dan Majemuk Beserta Contohnya Pengertian, Dan Ciri-Ciri Kata Baku Dan Tidak Baku Beserta Contohnya Secara Lengkap Mungkin Dibawah Ini yang Kamu Cari
Di dalam sebuah karangan, diksi bisa diartikan sebagai pilihan kata pengarang untuk menggambarkan sebuah cerita. Diksi bukan hanya berarti pilih memilih kata melainkan digunakan untuk menyatakan gagasan atau menceritakan peristiwa tetapi juga meliputi persoalan gaya bahasa, ungkapan-ungkapan dan sebagainya. Gaya bahasa sebagai bagian dari diksi yang bertalian dengan ungkapan-unkapan individu atau karakteristik, atau memiliki nilai artistik yang tinggi. Definisi Pilihan Kata Diksi Pilihan kata atau Diksi adalah pemilihan kata – kata yang sesuai dengan apa yang hendak kita ungkapkan. Diksi atau Plilihan kata mencakup pengertian kata – kata mana yang harus dipakai untuk mencapai suatu gagasan, bagaimana membentuk pengelompokan kata – kata yang tepat atau menggunakan ungkapan – ungkapan, dan gaya mana yang paling baik digunakan dalam suatu situasi. Diksi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pusat bahasa Departemen Pendidikan Indonesia adalah pilihan kata yg tepat dan selaras dalam penggunaannya untuk mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu seperti yang diharapkan. Diksi atau pilihan kata adalah pemilihan kata – kata yang sesuai dengan apa yang hendak kita ungkapkan. Diksi atau Plilihan kata mencakup pengertian kata – kata mana yang harus dipakai untuk mencapai suatu gagasan, bagaimana membentuk pengelompokan kata – kata yang tepat atau menggunakan ungkapan – ungkapan, dan gaya mana yang paling baik digunakan dalam suatu situasi. Pemilihan kata mengacu pada pengertian penggunaan kata-kata tertentu yang sengaja dipilih dan digunakan oleh pengarang. Mengingat bahwa karya fiksi sastra adalah dunia dalam kata, komunikasi dilakukan dan ditafsirkan lewat kata-kata. Pemilihan kata-kata tentunya melalui pertimbangan-pertimbangan tertentu untuk mendapatkan efek yang dikehendaki Nurgiyantoro 1998290. Plilihan kata atau diksi mencakup pengertian kata – kata mana yang harus dipakai untuk mencapai suatu gagasan, bagaimana membentuk pengelompokan kata – kata yang tepat atau menggunakan ungkapan – ungkapan, dan gaya mana yang paling baik digunakan dalam suatu situasi. Pilihan kata atau diksi adalah kemampuan membedakan secara tepat nuansa – nuansa makna dari gagasan yang ingin disampaikan, dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai cocok dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki kelompok masyarakat pendengar. Pilihan kata yang tepat dan sesuai hanya dimungkinkan oleh penguasa sejumlah besar kosa kata atau perbendaharaan kata bahasa itu. Sedangkan yang dimaksud pembendaharaan kata atau kosa kata suatu bahasa adalah keseluruhan kata yang dimiliki suatu bahasa. Diksi memiliki beberapa bagian; pendaftaran – kata formal atau informal dalam konteks sosial – adalah yang utama. Analisis diksi secara literal menemukan bagaimana satu kalimat menghasilkan intonasi dan karakterisasi, contohnya penggunaan kata-kata yang berhubungan dengan gerakan fisik menggambarkan karakter aktif, sementara penggunaan kata-kata yang berhubungan dengan pikiran menggambarkan karakter yang introspektif. Diksi juga memiliki dampak terhadap pemilihan kata dan sintaks. Fungsi Pilihan Kata Diksi Fungsi Pilihan kata atau Diksi adalah Untuk memperoleh keindahan guna menambah daya ekspresivitas. Maka sebuah kata akan lebih jelas, jika pilihan kata tersebut tepat dan sesuai. Ketepatan pilihan kata bertujuan agar tidak menimbulkan interpretasi yang berlainan antara penulis atau pembicara dengan pembaca atau pendengar, sedangkan kesesuaian kata bertujuan agar tidak merusak suasana. Selain itu berfungsi untuk menghaluskan kata dan kalimat agar terasa lebih indah. Dan juga dengan adanya diksi oleh pengarang berfungsi untuk mendukung jalan cerita agar lebih runtut mendeskripsikan tokoh, lebih jelas mendeskripsikan latar waktu, latar tempat, dan latar sosial dalam cerita tersebut. Manfaat Pilihan Kata Diksi Dapat membedakan secara cermat kata-kata denitatif dan konotatif, bersinonim dan hapir bersinonim, kata-kata yang mirip dalam ejaannya. Dapat membedakan kata-kata ciptaan sendiri fan juga kata yang mengutip dari orang yang terkenal yang belum diterima dimasyarakat. Sehingga dapat menyebabkan kontroversi dalam masyarakat. Contoh Kalimat Diksi Sejak dua tahun yang lalu ia membanting tulang untuk memperoleh kepercayaaan masyarakat Dia adalah wanita cantik denotatif Dia adalah wanita manis konotatif APBN RI mengalami kenaikan lima belas persen kata konkrit Kebenaran kata abstrak pendapat itu tidak terlalu tampak Sebelum menentukan pilihan kata, penulis harus memperhatikan dua hal pokok, yakni masalah makna dan relasi makna Makna sebuah kata / sebuah kalimat merupakan makna yang tidak selalu berdiri sendiri. Adapun makna menurut Chaer, 1994 60 terbagi atas beberapa kelompok yaitu Makna Leksikal makna yang sesuai dengan referennya, sesuai dengan hasil observasi alat indera / makna yg sungguh-sungguh nyata dlm kehidupan kita. Contoh Kata tikus, makna leksikalnya adalah binatang yang menyebabkan timbulnya penyakit Tikus itu mati diterkam kucing. Makna Gramatikal untuk menyatakan makna-makna atau nuansa-nuansa makna gramatikal, untuk menyatakan makna jamak bahasa Indonesia, menggunakan proses reduplikasi seperti kata buku yg bermakna “sebuah buku,” menjadi buku-buku yang bermakna “banyak buku”. Makna Referensial dan Nonreferensial Makna referensial & nonreferensial perbedaannya adalah berdasarkan ada tidaknya referen dari kata-kata itu. Maka kata-kata itu mempunyai referen, yaitu sesuatu di luar bahasa yang diacu oleh kata itu. Kata bermakna referensial, kalau mempunyai referen, sedangkan kata bermakna nonreferensial kalau tidak memiliki referen. Contoh Kata meja dan kursi bermakna referen. Kata karena dan tetapi bermakna nonreferensial. Makna Denotatif dan Konotatif Makna denotatif adalah makna asli, makna asal atau makna sebenarnya yang dimiliki sebuah leksem. Contoh Kata kurus, bermakna denotatif keadaan tubuhnya yang lebih kecil & ukuran badannya normal. Makna konotatif adalah makna lain yang ditambahkan pada makna denotatif tadi yang berhubungan dengan nilai rasa orang / kelompok orang yang menggunakan kata tersebut. Contoh Kata kurus pada contoh di atas bermakna konotatif netral, artinya tidak memiliki nilai rasa yang mengenakkan, tetapi kata ramping bersinonim dengan kata kurus itu memiliki konotatif positif, nilai yang mengenakkan. Orang akan senang bila dikatakan ramping. Satuan semantic Seperti pada banyak bentuk bebas yang minimal yang disebut di atas ini, metode ini memilah-milah kalimat ke dalam kesatuan-kesatuan semantiknya yang paling kecil. Tetapi, bahasa sering memuat kata yang mempunyai nilai semantik kecil dan sering memainkan peran yang lebih gramatikal, atau kesatuan-kesatuan semantik yang adalah kata majemuk. Dalam prakteknya, para ahli bahasa menggunakan campuran semua metode ini untuk menentukan batas kata dalam kalimat. Namun penggunaan metode ini, definisi persis kata sering masih sangat sukar ditangkap. Kesesuaian Diksi Perbedaan ketepatan dan kecocokan pertama-tama mencakup soal kata mana yang akan digunakan dalam kesempatan tertentu, walaupun kadang-kadang masih ada perbedaan tambahan berupa perbedaan tata bahasa,pola kalimat, panjang atau kompleknya suatu alinea, dari beberapa segi lain. Perbedaan antara ketepatan dan kesesuaian dipersoalkan adalah apakah kita dapat mengungkapkan pikiran kita dengan cara yang sama dalam sebuah kesempatan dan lingkungan yang kita masuki. Syarat-Syarat Kesesuaian Diksi Syarat-syarat kesesuaian diksi adalah sebagai berikut Hindarilah sejauh mungkin bahasa aatau unsur substandard dalam situasi yang formal. Gunakanlah kata-kata ilmiah dalam situasi yang khusus saja. Dalam situasi yang umum hendaknya penulis dan pembicara mempergunakan kata-kata popular. Hindarilah jargon dalam tulisan untuk pembaca umum. Penulis atau pembicara sejauh mungkin menghindari pemakaian kata-kata slang Dalam penulisan jangan mempergunakan kata percakapan. Hindarilah ungkapan-ungkapan usang idiom yang mati. Jauhkan kata-kata atau bahasa yang artfisial. Sumber
bagaimana pilihan kata yang digunakan pengarang