Katayang membuatmu kuat, sabar, dan tekun, kata yang membuatmu untuk bercerita mimpi itu. Cerita indah tiada hentinya kau ungkapkan, cerita yang selalu membuatku merindukanmu. Saat ini aku hanya berharap pada Centaurus untuk menemanimu. Menemani untuk terus memulai, menemani untuk terus bermimpi, menemani untuk terus bercerita. Biasanyacerpen hanya akan menampilkan suatu pokok permasalahan saja dalam cerita. Karena permasalahan yang ditampilkan hanya satu atau permasalahannya tunggal, maka tidak memungkinkan tumbuhnya digresi dalam cerita pendek. Cerpen yaitu kisahan yang memberi kesan tunggal yang dominant tentang suatu tokoh dalam latar dan satu situasi -kisah sabar yang paling mengharukan-- Prof. Dr. Khalid al-Jubair penasehat spesialis bedah jantung dan urat nadi di rumah sakit al-Malik Khalid di Jikasalah satunya itu karena para guru, sekali lagi ibu mengatakan maaf.”lanjut Bu Siska. Kini, ketiga murid itu tersadar, bahwa Bu Siska adalah guru yang benar-benar guru. Mungkin saja masih banyak guru yang seperti Bu Siska, hanya prasangka mereka saja selama ini yang berpikir guru itu hanya ingin dapat uang karena mengajar. Memberikanreferensi cerpen anak memang tak semudah layaknya saya mereferensikan cerpen lucu maupun Cerpen Singkat karena memang banyak yang harus saya pertimbangkan. Akhirnya saya menemukan koleksi cerpen anak yang bisa menjadi referensi untuk adik adik semua. Cerpen anak kali ini berjudul "Sebelum Habis Masa" buah karya atau 9j5m. Pendidikan dan moral adalah dua hal yang saling berkaitan. Pendidikan membentuk karakter dan moral seseorang, sehingga penting untuk memperkuat keduanya. Dalam cerpen, tema tentang pendidikan dan moral sering diangkat sebagai bagian dari pesan moral yang ingin disampaikan. Berikut adalah beberapa contoh cerpen tentang tema tersebut. 1. Kegiatan Belajar Mengajar yang Menyenangkan Cerpen ini menceritakan seorang guru yang pandai membuat kegiatan belajar mengajar menjadi menyenangkan bagi murid-muridnya. Dia mengajarkan pelajaran dengan cara yang kreatif dan interaktif, sehingga murid-muridnya lebih mudah memahami pelajaran. Selain itu, dia juga mengajarkan nilai-nilai moral kepada murid-muridnya, seperti kejujuran, kerja keras, dan saling menghargai. 2. Kesabaran dan Keteguhan dalam Mencapai Impian Cerpen ini menceritakan seorang siswa yang memiliki impian untuk menjadi seorang dokter. Namun, dia sering merasa putus asa karena pelajaran kedokteran yang sulit dan berat. Namun, dengan didampingi oleh seorang guru yang sabar dan tekun, siswa tersebut belajar untuk tidak mudah menyerah dan terus berjuang untuk mencapai impiannya. Cerita ini mengajarkan nilai-nilai moral tentang kesabaran dan keteguhan dalam menghadapi rintangan. 3. Pentingnya Mempelajari Sejarah dan Budaya Cerpen ini menceritakan seorang guru yang mengajarkan pelajaran sejarah dan budaya kepada murid-muridnya. Dia memperkenalkan berbagai macam budaya dan tradisi, serta nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Melalui pelajaran tersebut, murid-muridnya belajar untuk menghargai keanekaragaman budaya dan sejarah yang ada di Indonesia. Cerita ini mengajarkan nilai-nilai moral tentang pentingnya mempelajari sejarah dan budaya. 4. Kejujuran dan Kepedulian Terhadap Lingkungan Cerpen ini menceritakan seorang siswa yang menemukan sampah plastik yang dibuang sembarangan di lingkungan sekolah. Dia memutuskan untuk mengumpulkan sampah tersebut dan membuangnya dengan benar. Melalui tindakan kecil tersebut, siswa tersebut mengajarkan nilai-nilai moral tentang kejujuran dan kepedulian terhadap lingkungan. 5. Menghargai Perbedaan dan Toleransi Antar Agama Cerpen ini menceritakan seorang siswa yang berasal dari keluarga yang taat beragama. Dia berteman dengan seorang teman sekelas yang beragama berbeda dengannya. Meskipun ada perbedaan dalam keyakinan agama, mereka tetap saling menghargai dan belajar untuk toleransi. Cerita ini mengajarkan nilai-nilai moral tentang pentingnya menghargai perbedaan dan toleransi antar agama. 6. Keberanian dan Solidaritas dalam Mengatasi Masalah Cerpen ini menceritakan sekelompok siswa yang menghadapi masalah di sekolah mereka. Mereka memutuskan untuk bekerja sama dan mengatasi masalah tersebut dengan keberanian dan solidaritas. Melalui tindakan tersebut, mereka mengajarkan nilai-nilai moral tentang keberanian dan solidaritas dalam mengatasi masalah. 7. Menghargai Hak dan Kewajiban Siswa Cerpen ini menceritakan seorang guru yang memperkenalkan hak dan kewajiban siswa kepada murid-muridnya. Dia mengajarkan bahwa setiap siswa memiliki hak untuk mendapatkan pendidikan yang layak, namun juga memiliki kewajiban untuk belajar dengan sungguh-sungguh. Cerita ini mengajarkan nilai-nilai moral tentang pentingnya menghargai hak dan kewajiban siswa. 8. Menghargai Prestasi dan Kerja Keras Cerpen ini menceritakan seorang siswa yang rajin belajar dan berhasil meraih prestasi yang baik di sekolah. Namun, dia sering di-bully oleh teman-temannya karena dianggap sombong. Melalui tindakan positif dan kerja keras, siswa tersebut akhirnya berhasil membuktikan bahwa dia pantas meraih prestasi tersebut. Cerita ini mengajarkan nilai-nilai moral tentang pentingnya menghargai prestasi dan kerja keras. 9. Kesetiaan dan Persahabatan Cerpen ini menceritakan sekelompok siswa yang memiliki persahabatan yang kuat. Mereka saling membantu dan mendukung satu sama lain dalam keadaan suka maupun duka. Cerita ini mengajarkan nilai-nilai moral tentang kesetiaan dan persahabatan. 10. Menghargai Guru dan Orang Tua Cerpen ini menceritakan seorang siswa yang awalnya kurang menghargai guru dan orang tuanya. Namun, melalui pengalaman yang dia alami, dia belajar untuk menghargai guru dan orang tuanya yang selalu mendukungnya. Cerita ini mengajarkan nilai-nilai moral tentang pentingnya menghargai guru dan orang tua. Kesimpulan Cerpen tentang tema pendidikan dan moral mengandung pesan moral yang penting untuk disampaikan kepada masyarakat. Melalui cerita-cerita tersebut, pembaca dapat belajar tentang nilai-nilai moral yang penting dalam kehidupan, seperti kejujuran, kesabaran, keberanian, dan solidaritas. Oleh karena itu, cerpen tentang tema pendidikan dan moral sangat penting diangkat sebagai bahan bacaan untuk generasi muda. Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Suatu hari di gurun pasir yang tandus dan terpencil, hiduplah seorang guru bernama Tuan Surya. Tuan Surya adalah seorang guru yang penuh semangat dan berdedikasi tinggi untuk mendidik anak-anak di daerah itu, meskipun sulitnya kondisi di desa itu, anak-anak tinggal jauh dari pusat kota dan tidak memiliki akses yang mudah ke sekolah. Namun, Tuan Surya percaya bahwa pendidikan adalah kunci untuk mengubah masa depan mereka. Ia ingin memberikan harapan dan inspirasi kepada Surya memulai perjalanan panjang dengan berjalan kaki setiap hari untuk sampai ke desa-desa yang tersebar di gurun pasir. Ia membawa buku, pena, dan semangat yang membara di dalam hatinya. Anak-anak di desa-desa itu sangat senang melihat kedatangan Tuan Surya. Mereka merasa terinspirasi oleh dedikasinya dan semangatnya yang tak pernah padam. Meskipun hanya memiliki sedikit sumber daya, Tuan Surya berusaha dengan segala cara untuk membuat pembelajaran menarik bagi anak-anak. Ia menggunakan bahan-bahan yang ada di sekitarnya untuk membuat alat peraga sederhana, seperti papan tulis dari potongan kayu dan kapur tulis dari tanah gurun. Ia menciptakan permainan pendidikan yang menyenangkan dan interaktif, sehingga anak-anak terlibat dengan antusias dalam proses belajar. Suatu hari, saat sedang memberikan pelajaran tentang warna-warna, Tuan Surya bertanya kepada anak-anak, "Apakah kalian tahu apa itu pelangi?" Anak-anak menggelengkan kepala dengan polos. Mereka belum pernah melihat pelangi dalam hidup Surya dengan penuh antusiasme menjelaskan tentang keindahan pelangi dan berjanji bahwa suatu hari mereka akan melihat pelangi dengan mata kepala sendiri. Anak-anak pun tertarik dan ingin tahu lebih banyak tentang Surya memutuskan untuk membuat pelangi buatan dengan menggunakan kertas berwarna-warni dan memasangnya di depan kelas. Anak-anak melihat dengan takjub saat pelangi buatan itu terbentang di hadapan mereka. Mereka berteriak kegirangan dan bertepuk hari itu, setiap kali anak-anak belajar, mereka selalu diingatkan akan pelangi dan keindahannya. Tuan Surya selalu mengatakan kepada mereka, "Seperti bunga pelangi yang indah di gurun pasir ini, kalian adalah harapan dan masa depan desa ini. Teruslah belajar, berjuang, dan menjadi bunga pelangi yang menerangi dunia ini." Berita tentang Tuan Surya dan pelajaran menariknya dengan menggunakan bunga pelangi pun menyebar ke desa-desa tetangga. Para orang tua sangat terinspirasi oleh dedikasinya. Mereka mulai bekerja sama untuk mendirikan sekolah kecil di gurun pasir tersebut agar anak-anak mereka dapat belajar dengan lebih Pelangi di Gurun Pasir menjadi simbol harapan dan perubahan di daerah tersebut. Tuan Surya dan anak-anaknya terus berkarya dan menunjukkan bahwa dengan semangat dan ketekunan, segala hal yang tampak mustahil dapat ini mengajarkan nilai-nilai pendidikan, ketekunan, dan harapan. Ia menginspirasi pembaca untuk tetap berjuang dalam menghadapi kesulitan dan menjadikan pendidikan sebagai kunci untuk meraih masa depan yang lebih baik. Lihat Cerpen Selengkapnya Hai, Sobat Guru Penyemangat, sudahkah kamu mengucapkan Selamat Hari Guru Nasional kepada Gurumu Tercinta?Semoga sudah, ya, karena ucapan tersebut adalah secarik apresiasi sederhana yang mudah untuk disampaikan namun memiliki kesan yang mendalam bagi seorang ucapan Hari Guru sampai ke telinga guru dari tulusnya perkataan siswa, seketika itu pula guru merasa lebih bahagia di hari bahagianya daripada itu, di sini pula ingin menghadirkan cerpen dengan tema Hari Guru tentang Hari Guru berikut berisikan tentang motivasi dan inspirasi seorang guru untuk membangun pemikiran para Silakan langsung disimak saja yaCerpen Tentang Hari Guru Mengapa Bukan Guru SajaOleh Ozy V. Alandika“Indah, coba kamu maju ke depan dan kerjakan soal berikut ini?”“Indah kan sudah bisa, Bu. Mengapa kok Indah lagi yang maju, Bu?”Bu Guru yang mendengar bantahan halus dari seorang siswinya itu sontak terdiam namun tetap tersenyum seraya melirik siswa lain yang kira-kira masih jarang untuk maju ke memang demikian. Sebagai seorang siswi SMP kelas IX tingkahnya cukup nyeleneh. Biarpun demikian, dia bukanlah siswa yang nakal. Remaja ini pun menghormati guru, bahkan ia selalu mendapat peringkat 7 besar selama dua tahun ya, karena satu tahun terakhir dia masuk kelas unggulan, sikapnya mulai berubah dan sering menguji tiga bulan yang lalu, seorang mahasiswi yang sedang praktik mengajar dibikin menangis oleh Indah. Sengaja ia lemparkan soal sulit untuk menguji kemampuan guru PPL.“Coba Faris saja ya yang membantu Ibu mengerjakan soal di papan tulis. Hitung-hitung menambah pahala ilmu. Hehe.”Bu Guru tidak ambil pusing dengan sikap Indah. Ia tidak mau merusak konsentrasi siswa sekelas hanya gara-gara ingin memojokkan Indah seorang. Sudah pasti nanti Indah akan ngelunjak dan emosinya makin Baca Cerpen Guruku Pahlawanku*“Indah, hari ini Ibu minta tolong kamu yang mengerjakan soal berikut, ya. Soalnya tidak sulit, kok. Kita mengulang materi sejenak. Agar apa yang kalian pelajari tetap berbekas di ingatan.”“Yang lain saja ya, Bu. Indah tadi kan nilainya sudah dapat 100. Rasanya Indah sudah cukup mengerti dengan materi pelajaran di papan tulis.”“Ya sudah, kali ini Ibu minta tolong kepada Alan untuk mengerjakan soal Matematika di papan tulis. Tolong buatkan jalannya juga ya.”Berbeda dengan Indah, Alan pun sontak langsung maju ke depan dengan ceria. Alasannya sungguh bisa ditebak, bahwa soal di papan tulis sangatlah mudah. Bahkan, agaknya siswa peringkat terakhir di kelas ini pun bisa mengerjakan soal tersebut dengan soal di papan tulis dikerjakan dengan benar, Bu Guru pun mulai mengajukan pertanyaan kepada siswa.“Anak-anak sekalian, pernahkah kalian melihat pedagang mangga di pasar tradisional?”“Pernah, Bu.”“Apakah mangganya dijamin manis?”“Ada yang manis, tapi ada pula yang asam, Bu.”“Nah, cobalah kalian amati pedagang tersebut. Walaupun menjual mangga yang manis, para pedagang tidak segan mengorbankan sebuah mangga untuk kemudian dicicipi oleh calon pembeli. Apakah kalian tahu alasannya?”“Demi bisa memastikan bahwa mangga tersebut benar-benar manis, iya kan, Bu?”“Lho, tapi kan tadi pedagangnya sudah bilang bahwa mangganya manis?”Anak-anak pun terdiam seraya mengangguk. Tanpa memberi penjelasan tambahan pun seisi kelas sudah sangat mengerti bahwa manisnya sebuah mangga tidaklah cukup diwakili dengan kata-kata. Harus ada pembuktian, yaitu dengan diuji.“Oke, anak-anak, jadi kalian sudah mengerti kan mengapa Ibu menguji kalian untuk mengerjakan soal di papan tulis?”“Mengerti, Bu.”Termasuk Indah. Indah pun mulai menata kembali fokusnya pada kelas itu. Dirinya mulai menerima penjelasan Bu Guru, tapi masih ada satu pertanyaan terbesar yang mengganjal Baca Cerpen Belajar di Rumah Selama Pandemi“Bu, Indah boleh bertanya, kah?”“Iya, Indah. Silakan.”“Begini, Bu. Ibu kan sudah tahu tentang jawaban benar maupun salah sebuah soal. Mengapa tidak Ibu saja yang langsung memberitahu kami mana jawaban yang benar? Bukankah hal tersebut lebih cepat dan simpel, Bu?”Bu Guru pun tersenyum seraya menghela napas. Dalam hatinya, ada segenggam syukur dan kesal yang saling berpadu. Bersyukur karena ada siswa yang aktif bertanya, namun sedikit kesal gara-gara tingkah seorang siswa yang sangat akhirnya, ia memaklumi bahwa begitulah kegiatan belajar-mengajar. Mirip seperti desain kehidupan yang diperankan oleh seluruh anggota kelas.“Wah, bagus ini pertanyaannya. Baiklah, Indah, pertanyaannya mau Ibu jawab dengan panjang atau singkat saja, nih?”“Panjang dong, Bu. Hehehe,” pungkas Indah seraya tersenyum lebar“Baiklah, anak-anak sekalian. Karena tadi kita sudah bahas mangga dan sekarang ini di desa masih musim mangga, maka kita ulas kembali soal mangga, ya? Hehehe. Begini, sebelum menjawab pertanyaan Indah, Ibu ada pertanyaan untuk kalian semua. Menurut kalian, mengapa kok pekebun mangga malah memilih untuk menjual mangganya ke pasar atau ke gudang buah?”“Tentu saja agar mendapat keuntungan, Bu?” jawab siswa serentak“Lho, bukannya mangga tersebut bisa dikonsumsi sendiri?” bantah Bu GuruPara siswa pun berpikir sejenak, dan hanya butuh beberapa detik, Indah pun langsung mengancungkan tangannya.“Waduh. Pasti bosan si pekebun mangga karena makan mangga tiap hari. Bisa jadi mereka juga akan mengalami kerugian.”“Nah, betul sekali. Pas jawabannya. Anak-anak sekalian, Bu Guru maupun seluruh guru di dunia ini tidak ada bedanya dengan pekebun mangga. Jika Ibu hanya memakan ilmu untuk diri Ibu sendiri, maka sudah barang tentu diri ini akan mengalami kerugian tersebab sedikitnya memberi manfaat kepada orang lain.”Siswa seisi kelas pun sudah sangat mengerti dengan analogi inspiratif yang Bu Guru sampaikan. Indah pula demikian. Seuntai tanyanya sudah dijawab tuntas oleh Bu Guru.“O ya, anak-anak. Perlu kalian ketahui, Mustafa Kemal Ataturk dalam kutipannya mengatakan bahwa guru itu laksana lilin yang rela membakar dirinya sendiri demi menerangi jalan orang lain. Jadi, sampai di sini, adakah nanti dari kalian yang ingin menjadi guru seperti Ibu?”Beberapa siswa pun mengancungkan tangan dengan bangga, karena ternyata cita-cta mereka memang ingin menjadi seorang guru.“Wah, kalau begitu, pada Hari Guru nanti kami perlu berusaha lebih dalam mengapresiasi dan membahagiakan guru, bukan begitu, Bu?” tanya seorang siswa“Salah, temanku. Mengapresiasi dan membahagiakan guru tidak perlu menunggu hingga Hari Guru tiba, bahkan semestinya kita lakukan setiap hari,” tegas IndahBel pun berbunyi sebagai penanda usainya pelajaran di kelasnya Indah dan kawan-kawan. Tampak seluruh siswa sudah lebih ceria dari sebelumnya, yang menandakan bahwa tidak ada lagi kebingungan di antara mereka.*TAMAT*Nah, demikianlah tadi secarik cerpen sederhana tentang kisah guru dan murid di dalam kelas yang bisa Guru Penyemangat sajikan dalam rangka menyambut Hari Guru Nasional Tahun bermanfaat dan menginspirasi, ya. Hai Sobat Guru Penyemangat, menurutmu, seberapa penting perilaku disiplin dalam kehidupan sehari-hari?Tentu saja sangat penting, ya, karena biasa perilaku disiplin bakal menjadi kebiasaan dan ciri khas seseorang selama cerita disiplin waktu di kelas maupun di rumah adalah hal yang sepele, tapi yakinlah bahwa perilaku kebaikan mengantarkan kebaikan sini telah menyiapkan contoh cerpen tentang pentingnya perilaku disiplin terutama membiasakannya sejak langsung disimak saja yaCerpen Disiplin Sejak DiniOleh Fahmi Nurdian SyahDi sebuah Desa dengan penghuni yang tidak banyak, karena mulai bergiliran manusia yang hengkang. Bukan karena Desa itu seram melainkan mendapatkan pekerjaan di luar sebuah rumah yang sedikit menjorok ke dalam dengan sinar yang agak redup. Dari arah luar terdengar suara gemuruh di dalam rumah tersebut. “Dimulai dari memasukkan buku-buku yang berukuran besar. Kemudian disusul dengan buku-buku yang berukuran lebih kecil. Setelah itu barulah kamu taruh kotak pensilmu di atasnya. Ingat, jangan sampai kamu salah dalam mengurutkannya. Karena jika kamu salah, maka akan membuat tasmu berantakan, dan tentu saja ketika kamu menggendong tasnya, punggungmu akan terasa tidak nyaman. Hal tersebut terjadi karena komposisi ruang di dalam tasmu tidak benar" ucap penjelasan berhenti sampai di situ, Ibu kembali menjelaskan tata cara menata sekaligus menyusun perlengkapan sekolah ke dalam tas dengan komposisi yang berbeda. “Dan jika terdapat jadwal olahraga, kamu harus membawa seragam olahraga, kamu harus pastikan bahwa seragammu itu terlipat dengan rapi terlebih dahulu. Baik sebelum kamu pakai ataupun sesudahnya. Dan berjanjilah kamu untuk selalu melakukan hal tersebut. Paham kan, Beny?” tanya Ibu mengakhiri Baca Cerpen Tentang Berkata BaikSementara aku tidak mengeluarkan sepatah kata dan hanya membalasnya dengan menganggukkan kepala. Malam itu merupakan malam persiapanku untuk masuk sekolah dasar, karena besoknya adalah hari pertamaku menginjakkan kaki di sekolah, duduk di bangku dan mendengarkan penjelasan sudah mengajariku bagaimana cara menata alat tulis atau perlengkapan sekolah ke dalam tas dengan rapi. Ia ingin aku bisa mandiri dan disiplin sejak dini. Semenjak awal masuk sekolah sampai sekarang, aku selalu menepati janji kepada Ibu. Semua alat tulis yang aku bawa tersusun rapi di dalam tas termasuk seragam Ibu memang benar-benar mengeceknya setiap hari. Baik sepulang sekolah maupun saat setelah belajar di malam saja aku salah dalam menatanya, maka Ibu langsung menyuruhku untuk suatu hari, saat masih duduk di kelas 3, bekal air minumku habis pada jam terakhir pelajaran. Aku yang sudah merasa sedikit kelelahan dengan tak sabar memasukkan buku, baju olahraga dan botol air minum secara sembarangan ke dalam ketika sesampai di rumah, saat Ibu mengecek dan melihat isi tasku yang berantakan, ia langsung marah dan membanting tasku ke lantai. Hal tersebut membuatku sedikit ketakutan dan seketika langsung meminta maaf sambil meneteskan air terlihat sangat jengkel melihat perilakuku yang tidak rapi. Namun ia merasa iba dan lekas memaafkanku. Ia memeluk tubuhku yang mungil dan segera membantuku menyusun kembali buku-buku itu sampai benar-benar rapi yang sesuai harapannya. Namun sungguh, kala itu aku benar-benar tidak tahu alasan kenapa Ibu begitu bersikap tegas mengenai kerapian menata bukanlah seorang juga tidak mengerti tentang fotografi dan cara mendesain sesuatu dengan baik. Ia hanya seorang wanita paruh baya lulusan SMP yang sehari-hari bekerja sebagai buruh tani. Ibu memiliki kebiasaan seperti menjahit dan membuat bunga-bunga tiruan dari barang yang sudah tidak terpakai. Dan kadang hal tersebut bisa mendatangkan beberapa peminat untuk membeli hasil pernah berpikir bahwa teman-teman di kelas mungkin tidak ada yang mendapat perlakuan yang sama tua mereka pasti bisa memaklumi keadaan jika anaknya ceroboh atau kurang peduli terhadap kerapian isi tas mereka. Jadi, ibuku jelas selalu berkata bahwa segala sesuatu yang tersusun dengan rapi akan terlihat indah untuk dipandang dan nyaman ketika memberikan kenyamanan, kita juga akan mendapatkan ketenangan. Dengan memahami dan menjalani bahwa hidup memang harus teratur akan membuat adanya keseimbangan. Maka dari itulah aku tidak pernah berani untuk menolak berbagai aturan yang Ibu terapkan kepadaku. Dan Ibu juga berhak untuk marah jika aku melanggar ketentuan yang telah ia ajarkan kepadaku.*Nah, demikianlah tadi contoh cerpen tentang pentingnya perilaku disiplin sejak dini, baik itu disiplin waktu, serta disiplin di kelas dan dengan tidak membuang-buang waktu kita sebenarnya sedang belajar untuk enggan melewatkan waktu yang berharga untuk hal yang semoga cerpen di atas bermanfaat dan menginspirasi Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Ada momen yang menarik pada saat Upacara hari guru di sekolah, Pembina upacara pada saat memberikan amanat menunjuk beberapa perwakilan kelas untuk menyampaikan pesan dan kesannya terhadap hari guru. Putra dari kelas IX maju pertama kali kemudian disusul Zahtan dari kelas VIII kemudian Kayla dari kelas VII ditambah lagi Dede dari kelas IX. Mereka disuruh untuk menyampaikan pesan dan kesannya. Untuk kesan mereka semua menyampaikan rasa terimakasih kepada guru-guru dan merasa bersyukur bisa merasakan Sekolah seperti saat ini. Sedangkan pesannya mereka bertiga juga menyampaikan pesan yang sama bahwa bapak ibu guru harus menjadi guru yang sabar dan dikuatkan lagi pesan dari Ananda Dede bahwa bapak ibu guru dimohon untuk bersabar dan lebih bersabar lagi menghadapi anak-anak dalam kegiatan pembelajaran. Dari isi pesan yang disampaikan murid, penulis menggaris bawahi bahwa jadi guru yang sabar dalam menghadapi murid di kelas terutama pada saat kegiatan pembelajaran. Penulis mencoba memahami apa yang sebenarnya diinginkan murid tersebut adalah sebuah kewajaran mengingat pada masa pandemi covid 19 pembelajaran sempat terhenti dan terganggu sehingga murid mengalami kesulitan dalam menangkap materi yang disampaikan oleh guru sehingga perlu kesabaran dalam menghadapi murid di kelas. Guru yang sabar adalah guru yang dicintai murid-muridnya. Hal ini membuat murid dapat lebih mudah memahami pelajaran yang disampaikan oleh guru dan akan memberikan kesan yang mendalam sampai murid tersebut lulus dalam pendidikannya, dengan demikian tujuan dari pendidikan dan pembelajaran akan dapat tercapai dengan beberapa usaha agar menjadi guru yang sabar agar dicintai murid diantaranya adalah Tumbuhkan kesadaran bahwa setiap murid itu unik dan istimewa, bersikap sabar tidaklah semudah mengucapkannya apalagi dalam sebuah tindakan. Seorang guru yang sabar harus bisa memahami karakteristik muridnya bahwa mereka adalah unik dan istimewa. murid yang dihadapi bukan hanya satu atau dua orang tapi ratusan dan mereka memiliki keunikan masing-masing, yang tidak mungkin disamaratakan. kesadaran bersumber dari hati nurani,agar dapat memahami karakteristik murid yang unik dan istimewa maka seorang guru harus berinteraksi dengan baik agar tumbuh kesadaran bahwa setiap murid itu unik dan istimewaLuruskan niat, menjadi seorang guru bukan hanya sekedar profesi saja yang dapat penghasilan akan tetapi lebih dari itu, diantaranya bagaimana seorang guru dapat mendidik dan mengajar murid agar dapat memiliki kemampuan sesuai yang ditentukan. seorang guru akan bangga jika muridnya dapat berkontribusi bagi bangsa dan negara, ilmu yang disampaikan bermanfaat dan berguna bagi kehidupannya, oleh karena itulah dengan meluruskan niat bahwa menjadi guru juga termasuk ibadah maka kesabaran menjadi point utama seorang guru dan kesabaran sangat dibutuhkan dalam mendidik dan mengajar murid dengan segala komunikasi yang baik, dengan komunikasi yang baik dan sehat maka dapat membentuk hubungan emosional dimana hal tersebut akan membuat hubungan menjadi lebih bermakna. Oleh karenanya komunikasi antara guru dengan murid harus terjalin dengan baik, seorang guru yang sabar bukan berarti tidak marah-marah saja akan tetapi bisa membangun interaksi yang efektif dengan murid sehingga seorang guru tidak gampang menyalahkan murid akan tetapi bisa memahami apa yang dirasakan oleh berpikir positif, seorang guru yang sabar harus mempunyai pikiran yang positif terhadap muridnya terutama dalam menghadapi murid yang bermasalah. seorang guru perlu membangun pemikiran bahwa semua anak itu adalah baik sehingga jika mendapati murid yang tidak baik maka tinggal digali apa penyebab murid berbuat tidak baik, jangan selalu menghakimi bahwa anak itu salah dan tidak benar tanpa mencari tahu pokok melakukan refleksi dan evaluasi, salah satu kewajiban atau tugas pokok seorang guru adalah melakukan refleksi dan evaluasi dengan tujuan untuk mengetahui gambaran pelaksanaan tugas kita dari awal sampai akhir kegiatan, dengan merefleksi dan mengevaluasi maka guru mengetahui apa kelemahan dan kelebihannya sehingga akan dapat memperbaiki kelemahannya pada pertemuan berikutnya dan mempertahankan kelebihannya bahkan ditingkatkan lagi. Refleksi bisa dilakukan dengan meminta murid untuk menilai proses pelaksanaan kegiatan seorang guru baik secara lisan maupun tulisan, sehingga hasil refleksi bisa kita analisa dan dijadikan acuan untuk memperbaikinya. Menjadi seorang guru adalah profesi mulia dengan memiliki kesabaran maka seorang guru akan dicintai murid, dampak positifnya murid dapat melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan nyaman dan menyenangkan tanpa ada perasaan takut dan paksaan. Maka terus berproseslah semua guru untuk memiliki tingkat kesabaran yang setinggi-tingginya dan tanamkan niat bahwa kerja itu adalah ibadah yang tidak mudah untuk lelah dan gundah. Tanamkan terus ajaran Ki Hajar Dewantara "Ing ngarso sung tuladha, Ing madya mangun karso, Tut wuri handayani". selamat hari Guru Nasional Lihat Pendidikan Selengkapnya

cerpen tentang guru yang sabar